Puisi cinta Untuk seseorang


Menari di atas pisau cinta..

Mata yang telah sembab dan bibir yang telah basah...

Pipi yang telah mencekung...

Dan tubuh yang mulai mengering...

Itulah cermin diriku pada masa kini dan nanti..

Aku menari di atas pisau cinta yang pahit..

Mengerikan dan membuat jantung enggan untuk berdetak..

Tarian kematian itu aku hadirkan dalam derasnya tangis..

Dan putihnya pandangan,

Tanpa warna...tanpa bentuk....

Saat aku menari aku tahu bahwa kapan saja

pisau itu dapat membelahku dengan mudah,

Namun hari demi hari berjalan tanpa mengalirkan darah...

Yang membuatku merasa..

Hidup ini terlalu indah untuk disia-siakan...

Dengan lewatnya waktu..

Tanpa hadirnya sosok pribumi terindah yang pernah kulihat...

Nafasnya yang kurasakan adalah kasih sayang tak berwaktu..

Dan matanya yang kulihat adalah palung cinta yang terdalam..

Senyumnya yang manis dan merekah..

Adalah lukisan termahal yang pernah ada...

Dan hadirnya adalah perhiasan termegah yang pernah membekas dalam ingatan..

Begitu hidup ia dalam diriku..

Hingga tak segan kubiarkan akarnya menjalar dan meracuni tubuhku,..

Begitu cepat kubiarkan hadirnya..

Memenuhi buku hidupku yang semakin hari semakin terhias oleh kata-kata indah..

dan sejuta ekspresi keceriaan tanpa ada jeda untuk sisipkan kesedihan..

Ternyata dunia tidak begitu ikhlas..

memberikannya kepadaku dengan cuma-cuma..

Semua itu harus terbayar mahal dengan caci..

Angin dan badai kepadaku.. menerpa dan menggulingkan aku..

Hingga jatuh terhempas..

Begitu keras dan nyeri yang sangat...

Duniaku berubah menjadi kemuraman ..

Yang bahkan dajjal akan merasa terlalu gelap untuk melihat...

Kerapuhan mulai tertawa dan tergelak saat aku merayap selangkah demi selangkah

Menaiki tangga hidup yang terlalu curam..

Sakit dan kebimbangan mulai berkoar...

Agungkan kemenangannya saat melihat aku yang mulai tersengal saat bernafas..

Aku tersenyum kepada itu semua dengan lemah..

Dan sadari bahwa tubuh lunglai ini memang sudah tak kuasa untuk berdiri..

Ataupun duduk, ia hanya bisa terbaring..

Dan menatap langit yang tawarkan keindahan

dan kebebasan yang hanya menjadi mimpi tak terbeli...

Cinta...

Ternyata tajamnya melebihi ekscalibur yang terkenal..

Tenaganya lebih dahsyat daripada gunung es yang mengkaramkan titanic...

Aku menitirkan air mata seperti kalian yang mendalami perasaanku,..

Aku berteriak sperti ibu yang melihat anaknya ditembak mati dihadapannya,..

Dan aku terkapar seperti pengembara yang tersesat di gunung pasir dan kehausan..

Tapi...aku tak dapat membenci ..... nya.

By Suicune soul



Puisi Ini pernah saya postingkan pada Blog kiki satunya KLIK DISINI

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design